Asumsi Negatif terhadap Islam

Islamo Phobia_Bismillaahirrahmaanirrahiim_

Orang-orang yang mau belajar dan mendalami ajaran Islam atau pun yang hanya meneliti ilmu ke-Islam-an (Islamologi), kebanyakan dari mereka mempunyai asumsi yang keliru terhadap Islam. Bahwasannya mereka melihat Islam secara global melalui orang-orang yang menganut Islam itu sendiri (Muslim), bahkan mereka melihat orang-orang Islam yang masih kurang ilmu ke-Islamannya atau orang Islam yang salah dalam menjalani dan memahami ajaran Islam itu sendiri, misalnya orang Islam yang yang identik dengan teroris, orang Islam yang mementingkan hak kelompok atau golongannya, bertengkar  dengan sesama muslim lainnya, tawuran, mencuri, berzina, mabuk-mabukan, mengambil hak orang dan lain sebagainya. Seolah-olah ini adalah sebagai cerminan dari agama Islam itu sendiri. Dan hasilnya, bukan ketertarikan dan kekaguman terhadap Islam, akan tetapi ia malah enggan dan berburuk sangka terhadap Islam.

Untuk menanggapi permasalahan tersebut, memang diperlukan “statement” dari orang-orang yang peduli terhadap agama Islam untuk meluruskan permasalahan dan asumsi-asumsi negatif terhadap Islam. Dan di sini penulis akan memberikan sedikit pernyataan  untuk meluruskan asumsi-asumsi negatif ini, dan hasilnya silahkan para pembaca tulisan singkat ini untuk menanggapinya dengan bijak dan sopan.

Menurut hemat saya, bahwasannya pemahaman dan asumsi tersebut sangat pelu diluruskan, melihat akan semakin merebahnya dan akan semakin meluas pemahaman tersebut dikalangan awam, sehingga akan menimbulkan dampak “Islamo Phobia” ketakutan akan ajaran ajaran Islam itu sendiri. Dalam benak mereka akan tersirat pemahaman “orang Islam itu ternyata banyak yang jadi teroris, saling bertengkar satu sama lainnya, saling membela kelompoknya, bahkan ada yang berani menuduh orang Islam sendiri dengan predikat “Kafir”. Masa iya Islam mengajarkan hal tersebut??” Oleh karena sebab itu, perlu dipahamkan kepada mereka, bahwasannya “If you want to learn about Islam, go study Islam, don’t study the Muslims!” yang artinya  “Jika kamu ingin tahu dan belajar tentang Islam, maka pelajari ajaran Islam itu seperti apa, bukan mempelajari Islam dengan melihat keadaan orang-orang Islamnya itu sendiri, yang terkadang jauh melenceng dari apa yang diajarkan oleh ajaran Islam.” Karena mengapa kita harus mempelajari langsung ajaran Islam tanpa harus menganalogikan terhadap pemeluk ajaran Islamnya? Jawabannya, karena jelas berbeda, istilah “Isam” dan “Muslim”. Islam itu agama yang sangat sempurna bahkan universal, menyentuh aspek-aspek kehidupan masyarakat. Dan orang yang mempelajarinya dengan baik dan sungguh-sungguh, ia akan menjadi Insan yang bertaqwa yang mempunyai derajat tertinggi di sisi Allah SWT. Akan tetapi seorang muslim yang mengaku bahwasannya ia ber-Islam, belum tentu ia meraih gelar “Muttaqien” atau orang yang bertaqwa dari Allah SWT, karena hal tersebut tergantung kepada sejauh mana ia memahami Islam itu sendiri, dan sejauh mana kesungguhannya dalam mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam dalam segala bentuk aspek kehidupannya, yang terkadang ia melakukan kesalahan-kesalahan yang jelas itu menyalahi aturan ajaran Islam itu sendiri. Karena jelas manusia itu tempatnya salah dan lupa dan Islam itu agama yang sempurna. Wallahu a’lam.

Categories: Pemikiran Islam | Tag: , , , , | 2 Komentar

Navigasi pos

2 thoughts on “Asumsi Negatif terhadap Islam

  1. belajar menguraikan ide.,,pemikiran, pendapat sangat bagus dipaparkan selain lisan juga dalam tulisan, kelemahan para intelektual kita antara lain malas menulis,,tetap belajar dan semangat

    • ikhwanelhaqq

      Iya wa, hatur nuhun masukan idena.. pidu’ana we, mudah2an tiasa dikembangkeun janteun nulis buku ilmiah dan karya2 lainnya..

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.